TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan berdasarkan hasil pemantauan cuaca cerah menyelimuti Gunung Merapi pada Minggu, 22/7, pagi ini. Meski demikian kegiatan pendakian tidak dianjurkan dilakukan karena status gunung itu masih “waspada”.
Sampai pagi tadi asap bertekanan lemah masih keluar dari puncak gunung Merapi. "Via PGM Kaliurang #merapi tampak asap warna putih, tebal, tekanan gas lemah, tinggi 20 meter arah condong ke barat, suhu udara 19,3 derajat celcius, kelembaban 82 persen rh, pressure 920 hpa, angin tenang," tulis akun twitter resmi BPPTKG yang dikutip di Yogyakarta, Minggu, 22/7.
Baca Juga:
Baca juga: Kawasan Volcano Tour Gunung Merapi Tak Akan Direboisasi
Berdasarkan beberapa data aktivitas vulkanik Merap, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada. Kegiatan pendakian sementara tidak direkomendasikan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Radius tiga km dari puncak G. Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," demikian imbauan BPPTKG.
Berdasarkan periode pengamatan BPPTKG pada Sabtu, 21/7, mulai pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB, asap kawah bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal teramati dengan ketinggian mencapai 100 meter di atas puncak kawah gunung.
Selain itu, sejumlah aktivitas kegempaan juga masih terjadi. Gempa guguran, misalnya, tercatat terjadi dua kali, dengan amplitudo 2-3 mm dan durasi 13,5-27,1 detik.
Gempa hembusan tercatat 10 kali dengan amplitudo 1,5-27,5 mm, dan durasi 12,14-34,7 detik, gempa frekuensi rendah 7 kali dengan amplitudo 1,8-3,5 mm, dan durasi 7,68-16,8 detik, gempa tektonik lokal 5 kali dengan amplitudo 1,7-3 mm, dan durasi 14.8-30 detik, serta gempa tektonik jauh empat kali dengan amplitudo 1,5-3,5 mm, dan durasi : 63-96,94 detik.
ANTARA